Jumat, 02 Maret 2012

JIWA BARU IKRIMAH || waiman cakrabuana


Jiwa Baru Ikrimah
oleh: waiman cakrabuana

Seorang pemuda yang gagah dan pandai bertempur itu, kini memendam dendam tiada tara terhadap Rasulullah SAW dan Islam. Terutama ketika bapaknya “Abu Jahal” terkapar menjadi mayat di perang Badar, tewas ditangan Tentara Islam dibawah pimpinan Rasulullah SAW. Saat perang Badar, ia menjadi pasukan sayap kiri di front Tentara Musyrikin.

Ikrimah Bin Abi Jahal kini terjun dalam perang Uhud. Kini ia menempati sayap kanan Tentara Musyrikin, sementara kawan se akademisi militernya yaitu Khalid Bin Walid menempati sayap kanan pasukan musyrikin. Kemenangan dalam perang Uhud, membuatnya begitu senang seakan seperempat dendamnya sudah tersalurkan. Lebih-lebih, saat Rasulullah SAW (Panglima Perang Tentara Islam), dilaporkan mengalami cedera yang sangat parah.

Ketika Tentara Musyrikin Makkah, mengerahkan kabilah kabilah sekutunya untuk mengepung Madinah, Ikrimah kembali memegang peranan penting. Kali ini ia sangat berharap Umat Islam hancur sekali serang. Pecahlah Perang Ahzab (Perang Sekutu) atau disebut juga Perang Khandaq (Perang Parit).

Harapan besar “menggebuk” Umat Islam, ternyata menemui kenyataan pahit. Parit besar yang menganga, menghalangi Ikrimah dan pasukan tentara musyrikin untuk menyerang Madinah. Putus asa kini melanda Tentara Musyrikin, karena dalam perang Ahzab ini Tentara Musyrikin dan sekutu sekutunya kocar kacir di serang hawa dingin dan hujan lebat, serta banjir yang menghanyutkan logistik logistik perbekalan mereka.


Akhirnya mereka kembali ke Makkah sambil membawa kekalahan dan kekecewaan yang berat. Sebaliknya Umat Islam merayakan kemenangan Ahzab dengan suka cita. Lebih lebih saat Rasulullah SAW merubah strategi perang dari deffensif (bertahan) menjadi ofensif (menyerang).

Dendam yang sedikit terbayar di Uhud, kini kembali menguat setelah kekalahan perang Ahzab. Degup jantung amarah Ikrimah, semakin tidak terkendali, aliran darah kedendaman-nya semakin mengalir deras memanaskan isi kepalanya.

Parahnya, pasukan  Tentara Musyrikin kini dilanda ketakutan (kekalahan psikologis), tidak ada lagi keberanian melawan Tentara Islam. Abu Sufyan dan Ikrimah sudah habis tenaga memompa semangat dan keberanian tentaranya, tetapi tetap saja adrenalin keberanian tentara musyrikin tidak naik satu garispun.

Puncaknya disaat Futuh Makkah (operasi penaklukan Makkah) oleh Rasulullah SAW dan Tentara Islam. Tentara Musyrikin sudah kehilangan keberanian, mereka hanya menunggu apapun yang terjadi.

Tinggal Ikrimah Bin Abi Jahl yang masih menggelora semangat dan keberaniannya melawan Tentara Islam. Terjadilah pertempuran kecil. Celakanya, saat pertempuran kecil mempertahankan Makkah dari serbuan Umat Islam, ia harus berhadapan dengan mantan sahabatnya dulu, yaitu Khalid Bin Walid yang sudah lebih dulu masuk Islam. Pertempuran kecil itu dapat diselesaikan Khalid (tentara Islam) dengan cepat, karena Ikrimah tidak didukung penuh oleh keberanian total pasukannya.

Makkah akhirnya dapat dibebaskan dari cengkraman Musyrikin, pemerintahan syirik Hijaz kini runtuh ditangan Rasulullah SAW. Islam mencapai kemerdekaannya dan manusia kini lepas dari penjajahan sesama menuju penghambaan terhadap Allah SWT.

Rasulullah SAW memberi amnesti umum, mereka yang dulu memerangi, membunuh dan mengusir umat Islam semuanya diampuni. Rakyat yang dulu dalam kegelapan dan kedzaliman penguasa musyrikin Hijaz kini di terangi cahaya Allah yang menyebarkan keadilan dan kesejahteraan yang sempurna. Dijalan jalan bergema takbir, tahlil dan tahmid tanda suka cita dan syukur masyarakat kepada Allah SWT.

Tetapi ada 4 orang yang harus dieksekusi sesuai maklumat Pemimpin Tertinggi Negara Islam “Rasulullah SAW”: “Bunuhlah mereka meskipun kalian menemukan mereka sedang berpegangan pada kain Ka’bah.” Mereka adalah Ikrimah bin Abu Jahl, Abdullah bin Khothl, Maqis bin Shobabah dan Abdullah bin Sa’d bin Abis Sarh”

Sementara itu, Ikrimah melarikan diri ke luar negri dengan mengarungi lautan, karena ketakutan.


Dalam perjalanan, terjadi badai yang menggoyang perahu yang ditumpangi Ikrimah. Suasana dalam perahu menjadi panik seketika itu. Rupanya suasana inilah yang menjadi titik balik Ikrimah Bin Abi Jahl, ia berhasil disadarkan oleh salah seorang awak kapal agar ikhlash (bertauhid). Dan Ikrimah kini lunak hatinya dan bertekad masuk Islam. Ia berjanji akan menemui Rasulullah SAW jika sudah sampai daratan dan merasa yakin jika Rasulullah akan memaafkannya[1].

Ketika perahu itu selamat sampai daratan, Ikrimah turun, segera ia menemui istrinya “Ummu Hakim”. Dan Istrinya yang sudah lebih dulu masuk Islam sangat senang dengan kembalinya suami tercinta dari pelariannya. Ummu Hakim berhasil meyakinkan diri Ikrimah agar menghadap Rasulullah, karena Rasulullah pasti akan mengabulkan grasi (permohonan ampun) yang diajukannya.

Ternyata, apa yang diyakinkan istrinya adalah benar. Rasulullah membaiat Ikrimah untuk masuk Islam dan memberi pengampunan terhadap Ikrimah. Sehingga nama Ikrimah sebagai “buronan”dengan tuduhan penjahat perang dihapus dalam daftar.

Umat Islam bergembira, terlebih Khalid Bin Walid, mantan sahabatnya dahulu.  Menyambut “mutiara” yang terbenam dalam lumpur Jahiliyyah, kini berhasil dibersihkan dengan Tauhid. Sang Mutiara jahiliyyah kini menjadi Mutiara Islam. Ikrimah yang dahulu penentang dan musuh Islam sudah tiada, kini telah lahir Ikrimah Pahlawan Islam.

Kelak Ikrimah betul betul menjadi Pahlawan Islam. Syahadat yang dikumandangkannya telah menjadi tenaga REVOLUSIONER yang kuat yang mengubah IKRIMAH Musuh Islam menjadi IKRIMAH PAHLAWAN ISLAM.
Syahadat mengubah Ikrimah yang dahulu Musyrik menjadi tauhid, mengubah Ikrimah yang dahulu memusuhi Rasul menjadi Loyalis Rasul, Loyalis Pemimpin Islam.

(Insya Allah kisah Ikrimah ini akan dilanjutkan)


[1] riwayat yang shohih tentang keislaman Ikrimah radhiyallahu ‘anhu adalah apa yang diriwayatkan oleh an-Nasa’i rahimahullah dengan sanad shohih sebagaimana dikatakan oleh Syaikh al-Albani dalam Shohih wa Dho’if an-Nasa’i: 4067, yaitu sebagai berikut:
Dari Mush’ab bin Sa’d dari bapaknya berkata: “Saat Fathu Makkah, Rasulullah memberikan keamanan kepada manusia kecuali empat laki-laki dandua wanita, beliau bersabda: “Bunuhlah mereka meskipun kalian menemukan mereka sedang berpegangan pada kain Ka’bah.” Mereka adalah Ikrimah bin Abu Jahl, Abdullah bin Khothl, Maqis bin Shobabah dan Abdullah bin Sa’d bin Abis Sarh. Abdullah bin Khothl, dia ditemukan sedang berpegangan pada kain Ka’bah. Dia diserang oleh Sa’id bin Harits dan Ammar bin Yasir, hanya saja Sa’id lebih mendahului Ammar, sehingga dia lah yang membunuh Abdullah bin Khothl. Sedangkan Maqis bin Shobabah, dia ditemukan berada di pasar, maka dia pun dibunuh oleh banyak orang.
Adapun Ikrimah bin Abu Jahl, dia naik kapal di lautan, tiba-tiba datanglah badai, maka para awak kapal berkata: “Ikhlaskanlah (do’a hanya kepada Allah) karena tuhan-tuhan kalian tidak akan bisa berbuat apa-apa disini.” Maka Ikrimah berkata: “Demi Allah, jika tidak ada yang bisa menyelamatkan diriku dilautan ini kecuali keikhlasan (kepada Allah), maka tidak akan ada yang bisa menyelamatkan diriku di daratan kecuali Dia. Ya Allah, jika saya berjanji kepada-Mu, jika Engkau menyelamatkan diriku, saya akan datang kepada Muhammad, Lalu saya akan meletakkan tanganku pada tangan beliau, dan niscaya saya akan dapati beliau sebagai seorang yang pemaaf lagi mulia.” Lalu Ikrimah pun datang dan masuk Islam.” [HR.an-Nasa'i. Lihat pula ash-Shohihah: 1723]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar